Ekonomi Pasca Covid di Provinsi NTB
Ingatkah kalian dengan peristiwa awal kemunculan Pandemi Covid-19 yang menggemparkan dunia? Ya, WHO menetapkan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 ini sebagai Pandemi dan mengakibatkan dunia berada dalam keadaan krisis. Wabah ini muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 dan menyebar ke Indonesia pada bulan Maret 2020. Peristiwa ini menimbulkan dampak yang luar biasa dan melahirkan perubahan drastis di segala aspek. PHK terjadi dimana-mana, semua aktivitas dilakukan di rumah, apa pun serba online, acara kelulusan sekolah ditiadakan, dan anak sekolahan yang lulus tahun tersebut mendapat gelar khusus yaitu "angkatan corona". Sekarang, mari kita lihat dampak serius yang timbul akibat adanya Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pandemi Covid-19 telah membuat terpuruk hampir seluruh sektor, salah satunya indutri Pariwisata. Hal ini juga mengakibatkan pelaku indutri pariwisata dan pekerja informal di Provinsi NTB menjadi pihak yang paling berdampak. Dampak di industri pariwisata tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB. Hal tersebut dikarenakan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan devisa, menciptakan lapangan kerja, dan menjadi aset yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian. Berikut adalah data mengenai jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi NTB.
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi NTB (Diolah)
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, data jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi NTB pada tahun 2014 hingga tahun 2019 terus mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, peningkatan kunjungan wisatawan tersebut berhenti sampai tahun tersebut. Pada tahun 2020, total kunjungan wisatawan turun drastis menjadi 400 ribu orang.
Dampak nyata sektor pariwisata berpengaruh langsung pada penurunan penghasilan pekerja yang bekerja di sektor ini, khususnya yang terkait penyedia akomodasi dan makanan serta minuman; perdagangan skala besar dan eceran; reparasi mobil dan motor; serta pergudangan dan transportasi. Berikut adalah data mengenai pertumbuhan ekonomi Privinsi NTB pada tahun 2020-2022 yang dilihat berdasarkan persentase laju pertumbuhan dan distribusi PDRB menurut lapangan usaha.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB tahun 2020 mengalami penurunan yaitu sebesar -0,62 %. Lapangan usaha yang memiliki laju pertumbuhan terendah pada tahun 2020 yaitu transportasi dan perdagangan sebesar -31,36%, penyediaan akomodasidan makan minum sebesar -28,24%, serta konstruksi sebesar -14,26%. Hal ini tentu merupakan hasil dari dampak adanya pandemi Covid-19. Seiring berjalan waktu, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada tahun 2021 meningkat 2,3%, sedangkan pada tahun 2022 meningkat 6,95%. Dimana pertumbuhan PDRB terbesar menurut lapangan usaha tahun 2022 yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 24,68%.
Pemerintah Provinsi NTB tidak hanya fokus memutus matai rantai penyebaran virus corona. Namun juga melakukan langkah-langkah program pemulihan ekonomi. Berbagai program pemenuhan dan pemulihan kebutuhan sosial ekonomi telah diluncurkan oleh Gubernur NTB yang sejalan dengan nafas industrialisasi sebagai program unggulan NTB Gemilang. Bang Zul panggilan akrab Gubernur kelahiran Sumbawa sigap menyiapkan berbagai program yang menempatkan IKM/UMKM dan pengusaha lokal sebagai sasaran pemberdayaan untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19. Bang Zul mengajak Pemerintah Daerah di NTB untuk terus memberdayakan dan memperkuat Peran UKM & Pengusaha Lokal. Baik untuk memproduksi Masker, APD maupun kebutuhan pangan di NTB. Hal tersebut dimaksudkan untuk terus memberdayakan IKM/UMKM yang ada di NTB sehingga roda perekonomian dapat terus berputar.
Sumber:
Badan Pusat Statistik
Dinas Pariwisata Provinsi NTB
Murapi, dkk. (2022). Potensi Sektor Pariwisata sebagai Strategi Pemulihan Ekonomi Provinsi NTB. Universitas Bumigora.
Ternyata Covid berpengaruh terhadap ekonomi juga ya. Saya jadi lebih tau banyak deh
BalasHapus